Matematika

Matematika, ilmu yang kadang ditakuti, dijauhi, dianggap sulit, dianggap membosankan dan lain-lain. Tetapi di kalangan tertentu justru sebaliknya, matematika dianggap bahan yang menarik, indah, bahkan ada orang-orang tertentu yang justru kecanduan dengan matematika.
Saya sendiri memaklumi keadaan insan yang berbeda-beda, apakah ia suka matematika atau membencinya, ya bolehlah. Memang lebih banyak didominasi tidak suka matematika dan yang suka hanya minoritas.
Mungkin bagi teman-teman yang masuk dalam anggota mayoritas, tidak usah berkecil hati. Matematika bukan satu-satunya hal yang menciptakan orang jadi sukses. Makara ga usah minder bila ketemu dengan orang yang andal matematika. He-he.
Bagi teman-teman yang memang masuk kategori andal matematika juga ga usah sombong, belum tentu anda lebih sukses dibandingkan dengan orang yang ga dapat matematika.
Tapi cita-cita saya, buat yang kuarang dapat matematika, berusahalah untuk berguru matematika. Anda kesulitan bukan alasannya IQ anda kurang. Mungkin ada masa kemudian yang mebuat kita jadi ga bisa, dan itu duduk kasus sepele. Saya sendiri juga pernah mengalaminya.
Terkadang ada seorang anak, alasannya sakit maka ia tidak masuk sekolah untuk beberapa hari. Waktu itu ia sudah berguru perkalian pecahan. Praktis kan perkalian pecahan? Pembilang dikali pembilang dan penyebut dikali dengan penyebut. Ketika ia tidak masuk, guru mengajarkan penjumlahan pecahan. Tentunya penjumlahan penggalan lebih sulit, harus menyamakan penyebut dulu. Ketika ia masuk di hari pertama sesudah sembuh ternyata ulangan matematika. Saat itulah sia anak tidak dapat mengerjakan satupun. Dia pribadi mengambil kesimpulan, saya memang tidak berbakat matematika.
Ketika seseorang sudah merasa tidak bisa, mereka cenderung tidak mau mempelajari lagi (berdasarkan survey 97% orang menyerupai ini). Hanya 3% yang tertantang.
Karena tidak mau berguru lagi, aytau belajarnya sedikit, sudah tentu ia tidak dapat metematika. Akibatnya hingga ia besar ia tetap kesulitan matematika.